Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

Kepalsuan

Ada cerita tentang seorang gadis yang patah hati akibat ditinggalkan oleh kekasihnya. Dia merasa sangat kecewa dan terpukul dengan apa yang dialaminya karena dia amat sangat mencintai kekasihnya. Berhari-hari dia mengurungkan diri di dalam kamar, ga mau makan, ga bisa tidur, ga ingin ditemui oleh siapapun, bahkan mungkin... ga mau mandi juga (hehehe...). Ga ada sesuatu yang dilakukan selain menangis... dan menangis. Suatu hari, seorang kakek menemuinya dan terjadilah percakapan diantara keduanya: Kakek : "Kenapa mukamu murung dan selalu menangis, anak manis?" Gadis : "Aq sangat sedih, mau mati rasanya, Kek..." Kakek : "Apa yang terjadi denganmu?" Gadis : "Aq baru saja ditinggalkan oleh kekasihku, dia pergi begitu saja tanpa memberikan penjelasan dimana letak kesalahanku" Kakek : "Wah... engkau sungguh beruntung, anakku" Gadis : "Lho...koq beruntung? Aq sedih, Kek. Dimana keuntungannya?" Kakek : "Engkau beruntung

Urus Paspor Sendiri

Ini pengalamanku saat mengurus sendiri perpanjangan paspor and paspor baru bagi anak2 ku. Setelah mencari berbagai info melalui internet, akhirnya aq memutuskan untuk mengurus sendiri paspor kami tanpa bantuan calo. Paspor dapat diurus di Kantor Imigrasi (Kanim) mana saja, tidak tergantung dari lokasi domisili di KTP. Aq memilih untuk mengurus di Kanim Mampang, meskipun sebenarnya domisiliku di Tangerang. Hari ke-1, Senin Pagi itu sekitar jam 11.00 aq tiba di Kanim Mampang. 1. Ambil nomor urut sebanyak jumlah paspor yang mau diurus (aq & 3 anak - 4 nomor) di mesin yang terletak di tengah2 loket. Saat itu kami mendapat nomor 376-379, sedangkan nomor yang telah dipanggil baru seratus sekian. 2. Beli map & formulir permohonan paspor (@ Rp. 5.000) di warung fotokopi yang terletak di belakang tangga. Masing-masing pemohon mengisi 1 formulir. 3. Isi semua data yang diperlukan secara benar dengan mengikuti petunjuknya. Kesalahan pengisian dapat menyebabkan ditolaknya permohonan Anda.

Jangan Cepat Menilai

Si A merokok, pasti dia perempuan nakal. Si B suka ketawa-ketiwi, pasti dia perempuan genit. Si C hobi gonta-ganti pasangan, pasti dia playboy. Si D sering tidur di ofis, pasti dia sering begadang. Si E begini... Si F begitu.... bla...bla..bla... Terlalu sering qta mengomentari tingkah laku orang-orang di sekitar qta dan menilai mereka dari penampilan luarnya saja. Saat seseorang melakukan hal yang salah, qta langsung mengecamnya dengan komentar yang pedas tanpa mencari tahu latar belakang penyebabnya. Coba seandainya qta memberi kesempatan bagi diri qta untuk memahami orang tersebut lebih lagi, mungkin aja qta akan tercengang melihat sisi baik kehidupannya. CT, salah seorang sahabatku, adalah perokok berat. Entah sudah berapa x aq menegurnya untuk ga merokok saat kami makan bersama atau ngopi, karena asap rokoknya membuat aq sesak nafas. Tanpa perduli dengan teguranku, dia akan mengambil tempat yg agak jauh sehingga asap rokoknya ga akan menggangguku. Meskipun perokok kelas berat, dia

Bersyukur

Susi, sahabatku pernah bilang : "Kamu selalu mengucap syukur dalam segala hal. Ajari aq donk". Perkataan ini menyadari aq ttg suatu hal... BERSYUKUR. Sering x qta lupa untuk bersyukur. Mengapa? Karena qta terlalu sering melihat sesuatu dari sudut pandang yang negatif. Aq belajar bersyukur dari keadaan2 ga enak yang aq alami. Macet panjang yg luar biasa dan menyebabkan aq datang terlambat ke kantor... mengajari aq bersyukur karena bisa lebih menikmati dan ikut menyanyi lagu-lagu rohani yang terdengar di tapeku, yang biasanya hanya aq dengar sambil nyetir. Ban mobil yang pecah di tengah jalan... mengajari aq bersyukur bahwa aq memiliki mobil sementara banyak orang yang dengan susah payah harus antri dan desak2an di dalam bis. Anak sakit... mengajari aq bersyukur bahwa aq memiliki anak yang bisa membuat waktuku terasa lebih berharga bersamanya. Pekerjaan yang over load dengan boss yang strict... mengajari aq bersyukur memiliki pekerjaan yang cukup baik sementara ribuan penganggu